" Potret Tukang Sampah "
(karya : Eka Budianta)
Dengan perut lapar dan harapan kosong
Aku menelanmu Jakarta
kukunyah-kunyah sebuah mikrolet tua
onggokan sampah telah jadi menu utamaku
Roda gerobak adalah sendok dan garpu
Tuhan, jangan beri aku uang
baunya lebih kecut ketimbang sampahku
mendingan di bayang-bayang pohon mangga
aku menyiapkan cerita untuk anak cucu
untukmu Jakarta
untuk pengemudi bajaj, penyalur genteng
dan pedagang kaki lima
Jakarta, seribu tahum genap sudah
Engkau masih compang-camping, luka-luka
tangis bayi dan jerit wanita dimana-mana
bianglala di atas perkampungan
bikin cinta terbakar dalam perut lapar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar