Rabu, 05 Januari 2011

" Anak - Anak Indonesia "
(karya : Ahmadun Yosi Herfanda)

kehilangan ladang di kampung mereka
anak-anak Indonesia merangkak
di lorong-lorong gelap kota
berjejal mereka di gerbong-gerbong
kereta api senja
terimpit dalam bus-bus kota
menggelepar dalam gubuk-gubuk
tanpa jendela
anak-anak Indonesia, akan di giring 
ke manakah mereka

bagai berjuta bebek merekas bersuara
menyanyi lagu tanpa syair dan nada
sebelum matahari terbit, anak-anak Indonesia
berderet di tepi-tepi jalan raya, menggapai-gapaikan
tangan mereka ke gedung-gedung berkaca
yang selalu tertutup pintu-pintunya
dari pagi hingga sore mereka antre lowongan kerja
tapi lantas di buang ke daerah transmigrasi

terusir dari tanah kelahiran (demi bendungan
dan lapangan golf, katanya) anak-anak Indonesia
tercecer di pasar-pasar kota, di kaki-kaki hotel,
dan biro-biro ekspor tenaga kerja 
anak-anak Indonesia, akan di bawa ke manakah 
ketika bangku-bangku sekolahan bukan lagi dewa
yang bisa menolong nasib mereka?

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Menurut saya, puisi ini bercerita tentang nasib "anak-anak bangsa" yang dikalahkan oleh nasib "TKA", dan juga tentang "lahan-lahan kosong" yang dikalahkan oleh "gedung-gedung yang terus dibangun".

      Hapus